Menurut
legenda masyarakat lokal di Sukabumi, Situ Gunung bukanlah danau alam, itu
adalah sebuah danau buatan manusia. Orang-orang mengatakan bahwa pencipta danau
itu Rangga Jagad Syhadana, seorang bangsawan dari Kerajaan Mataram.
Di Sukabumi, pria
yang berasal dari Kerajaan Mataram itu dikenal sebagai Mbah Jalun. Selama masa
kolonial sekitar tahun 1800-an, Mbah Jalun melarikan diri dari Kerajaan
Mataram. Setelah bersembunyi di beberapa Kesultanan di Jawa Tengah, Mbah Jalun
akhirnya tinggal di Kesultanan Banten. Selama perjalanannya sebagai seorang
buron, Mbah Jalun mampir di daerah Kuningan, Jawa Barat. Disini Mbah Jalun
menikah dengan seorang wanita dari Kuningan. Bersama dengan istrinya, Mbah
Jalun kemudian melanjutkan perjalanannya ke Cianjur. Mereka melewati Gunung
Gede Pangrango, sampai akhirnya Mbah Jalun dan istrinya tinggal di sebuah
lembah di kaki Gunung Pangrango di daerah Sukabumi.
Pada
tahun 1814, Mbah Jalun memiliki seorang putra bernama Rangga Jaka Lulunta.
Dikatakan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Sang Pencipta untuk putra pertama
mereka, Mbah Jalun membuat danau. Dia selesai membuat danau dengan menggunakan
peralatan sederhana dalam waktu 7 hari. Ia menyebut danau Situ Gunung, danau
yang terletak di kaki gunung.
Sejak
itu sampai sekarang, danau ini disebut Situ Gunung. Air danau berasal dari air
terjun Curug Cimanaracun atau Cimanaracun, terletak sekitar 50 meter dari danau.
Masyarakat lokal Sukabumi percaya bahwa debit air danau tidak akan pernah
surut, meskipun musim kemarau tiba. Mereka juga percaya bahwa air danau akan
berkurang dengan sendirinya ketika akan dibersihkan.
Keberadaannya
yang tepat di bawah kaki gunung Gede Pangranggo di ketinggian antara 950 –
1.175 meter di atas permukaan laut menghadirkan kekayaan alam tersendiri bagi
kawasan ini. Flora dan fauna di dalamnya serta bentangan alam yang ada
memungkinkan kita menjelajah, dalam bentuk petualangan dan konservasi
sekaligus.
Situ
Gunung Park yang sebelumnya dikenal dengan Taman Wisata Alam Situ Gunung
terletak di Desa Gede Pangrango, Kec. Kadudampit, Kab. Sukabumi, Jawa Barat.
Saat ini, kawasan seluas 250ha ini dikelola secara profesional. Merupakan salah
satu Resort Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di bagian Selatan ini memiliki
lembah-lembah terjal, danau Situgunung, dan beberapa air terjun dan
sungai-sungai yang mengalir dengan dihiasi bebatuan alam. Dan tentu saja hutan
hujan tropis - berserta flora dan faunanya - yang terjaga baik. Berbagai
pilihan wisata petualangan seperti River tubing, Lake canoeing, Rope Course,
Treking dan pengamatan satwa dikemas dalam bentuk yang menarik. Selain itu,
kegiatan konservasi seperti Adopsi Pohon, Community Development, Pengelolaan
Sampah, Microhydro dan Program Volunteer juga sudah dan akan berjalan. Terbuka
kesempatan buat Anda semua untuk terlibat secara peribadi, organisasi atau
perusahaan untuk proyek konservasi di kawasan ini.
Situgunung
Park pasti akan mengundang kekaguman anda pada keindahan Hutan Hujan Tropis
Indonesia… Mari berbagi pengalaman bersama kami, dan meraih kebijaksanaan dari
alam yang mengajar kita…
emng x bnr ya klau di danau situ gunung ada penunggu x...kata x ada hewan* besar d dalam danau x ...kata x kita pengen liat apapun hewan menyeram kn ada d danau x...emng x bnr ya...itu sih cerita aq masih Sd sodara aq yg cerita seperti itu
BalasHapus